Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

ASI Perah Bau Tengik, Jangan Langsung Dibuang

ASI Perah Bau Tengik, Jangan Langsung Dibuang ASI Perah/ Foto: Shutterstock

Dream - Air susu ibu (ASI) seperti kita tahu merupakan nutrisi emas bagi bayi. Kandungan gizinya tak ada yang bisa menandingi, termasuk susu formula yang paling mahal sekalipun.

Untuk itu, para ibu kerap berusaha keras memberikan ASI untuk bayinya terutama ketika si kecil berusia 0-6 bulan, yang merupakan masa pemberian ASI eksklusif. Bagi ibu bekerja atau yang harus melakukan aktivitas di luar rumah, memberikan ASI perah adalah sebuah solusi ketika tak bisa menyusui langsung.

Sayangnya, pada beberapa kondisi aroma ASI perah jadi tengik. Hal ini sebenarnya bukan selalu jadi pertanda buruk dan ASI tak bisa dikonsumsi. Ony Christy, seorang bidan profesional mengungkap kalau ASI beraroma tengik jangan langsung dibungan.

"ASI perah memiliki aroma yang berbeda dengan ASI segar, karena disimpan dalam waktu yang lama dan mengalami proses pembekuan serta pencairan maka kadang ASI perah memiliki aroma apek atau tengik," tulis bidan Ony dalam akun Instagramnya @bidankriwil.

 

Aroma Tengik Muncul dari Lipase

Ia juga menjelaskan aroma tengik pada ASI perah terjadi karena kandungan senzim lipase yang tinggi. Lipase sendiri adalah enzim yang melarutkan lemak, memecah lemak sehingga asam lemak dapat diserap mudah oleh bayi serta membunuh protozoa yang dapat menginfeksi bayi.

"Banyaknya lipase dalam ASI mempengaruhi seberapa tengik ASI tersebut," ungkap bidan Ony.

ASI yang beraroma tengik ini sebenarnya masih aman dikonsumsi. Hanya pastikan saja penyimpanan dan pencairannya dilakukan dengan baik dan benar. ASI juga tidak berubah rasa menjadi asam atau basi.

Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Makanan Organik untuk MPASI

Dream - Label organik pada bahan makanan dianggap sebagai jaminan lebih sehat. Biasanya, para orangtua saat akan membuat makanan pendamping ASI (MPASI), lebih memilih bahan organik meskipun harganya jauh lebih mahal.

Lalu apakah sayur dan sumber protein organik pasti lebih sehat untuk anak? Dokter Meta Hanindita, spesialis anak memberikan penjelasan dalam akun Instagramnya @metahanindita.

"Makanan organik dihasilkan pertanian organik, menggunakan bahan pupuk organik dan pembatasan bahan pupuk organik dan pembatasan bahan kimia seperti pestisida, penyubur dll. Penelitian menunjukkan produk makanan organik tidak lebih unggul secara signifikan dibanding konvensional dalam hal pemenuhan zat gizi makro dan mikro," ujarnya dalam video yang diunggahnya.

 

Kandungan Gizinya Sama

Menurutnya pemberikan MPASi tidak harus berasal dari bahan organik. Kita bisa mendapatkannya dari penjual sayur yang lewat dan tak perlu repot mencari yang organik. Kunci MPASI bergizi dan sehat justru pada kebutuhan anak yang terpenuhi sesuai usia.

"Tidak harus organik. Konsumsi makanan bernutrisi seimbang sesuai kebutuhan usia yang bervariasi. Belum ada penelitian pada manusia yang menunjukkan bahwa makanan organik memiliki keuntungan terhadap kesehatan atau perlindungan terhadap penyakit tertentu dibanding dengan yang tidak organik," ungkap dr. Meta.

Ia juga menjelaskan dalam hal kandungan nutrisi, bahan makanan organik dan non organik tak memiliki perbedaan signifikan. Apapun bahan makanan yang diberikan pada anak, pastikan saja kandungan gizinya seimbang.

"Jika buibu pakbapak memiliki budget lebih untuk membeli makanan organik, silakan saja. Tapi jika tidak, tak perlu dipaksakan. Yang penting, terlepas dari organik tidaknya, pastikan menyajikan makanan bernutrisi seimbang sesuai kebutuhan usia dan bervariasi," pesan dr. Meta.

Dokter Tak Anjurkan Pantang Makanan Tertentu untuk MPASI

Dream - Membuat makanan pendamping air susu ibu (MPASI) memang jadi hal yang sangat seru sekaligus menantang bagi para ibu. Sebisa mungkin kita pastinya ingin membuat menu yang disukai si kecil, dengan tekstur yang sesuai kemampuan oralnya, kaya gizi, serta tak memicu alergi.

Ada beberapa bahan makanan yang kerap dihindari untuk membuat MPASI, seperti udang atau ikan laut. Banyak yang khawatir karena bahan makanan dari laut tersebut kerap memicu alergi. Hal ini ternyata tak dianjurkan, padahal kita tahu kandungan protein pada hidangan laut sangat tinggi yang sangat baik perkembang otak si kecil.

Dokter Ardi Santoso, spesialis anak, menjelaskan dalam video yang diunggah di Instagramnya @ardisantoso kalau jangan memantang makanan tertentu. Apalagi jika alasannya karena takut anak mengalami reaksi alergi.

"Banyak orangtua selalu menunda beranggapan penundaan pemberian makan MPASI dan memantang-mantang jenis makanan tertentu dengan tujuan supaya si anak tidak terjadi alergi itu tidak terbukti secara penelitian," ujarnya.

Ia mengungkap kalau memantang bahan makanan tertentu tak terbukti bisa mencegah alergi. "Beberapa penelitian penundaan memantang jenis makanan tertentu tidak menjamin bahwa si anak ini tidak akan alergi. Jadi jangan pernah memantang atau menunda MPASI pada anak kita," pesan dr. Ardi.

 

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Biasakan Si Kecil Pakai Dingklik Saat Buang Air di Toilet Duduk

Biasakan Si Kecil Pakai Dingklik Saat Buang Air di Toilet Duduk

Hal ini agar anak lebih mudah saat buang air besar dan lebih sehat.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ada Batas Maksimal Asupan Susu untuk Anak Usia 1 Tahun ke Atas

Ternyata Ada Batas Maksimal Asupan Susu untuk Anak Usia 1 Tahun ke Atas

Jangan sampai berlebihan karena efeknya malah bisa bikin berat badan anak tak kunjung bertambah.

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Simpan Bedak Kesukaan Ibunya Selama 7 Tahun, Alasannya Bikin Terenyuh

Wanita Ini Simpan Bedak Kesukaan Ibunya Selama 7 Tahun, Alasannya Bikin Terenyuh

Ketika merawat sang ibu, ia selalu mencium aroma bayi di sekitarnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bayi Kurang dari 2 Bulan Sebaiknya Tak Dipakaikan Krim Penangkal Nyamuk

Bayi Kurang dari 2 Bulan Sebaiknya Tak Dipakaikan Krim Penangkal Nyamuk

Bijaklah dalam menggunakan produk pengusir serangga yang mengandung DEET.

Baca Selengkapnya
Coba Parfum Tanpa Disemprot, Ikuti 4 Tips Ini Biar Tak Salah Pilih

Coba Parfum Tanpa Disemprot, Ikuti 4 Tips Ini Biar Tak Salah Pilih

Intip cara pilih parfum yang tepat saat berbelanja. Mulai dari mencium aroma parfum hingga memilih produk yang tepat.

Baca Selengkapnya
Sedapnya Soto Sukaraja Khas Banyumas, Buat Sendiri Yuk!

Sedapnya Soto Sukaraja Khas Banyumas, Buat Sendiri Yuk!

Aroma rempahnya begitu kuat dengan isian yang sangat khas.

Baca Selengkapnya
Ngidam Unik, Ibu Hamil Terobsesi Aroma Ban Baru

Ngidam Unik, Ibu Hamil Terobsesi Aroma Ban Baru

Wajahnya sangat girang setelah ia menghirup aroma ban baru tersebut berkali-kali.

Baca Selengkapnya
Sabun Antiseptik Ternyata Bisa Berbahaya Bagi Kulit Balita

Sabun Antiseptik Ternyata Bisa Berbahaya Bagi Kulit Balita

Kulit bayi atau balita relatif lebih sensitif ketimbang kulit orang dewasa.

Baca Selengkapnya
Pemberian ASI Eksklusif Harus Dibarengi Pemantauan Berat Badan Bayi

Pemberian ASI Eksklusif Harus Dibarengi Pemantauan Berat Badan Bayi

Salah satu ciri ASI ibu berkualitas adalah berat badan bayi naik dengan stabil.

Baca Selengkapnya