Anak Lebih Rentan Kena Demam Berdarah, Ketahui Gejala Khasnya
Dream - Bukan hanya virus corona (Covid-19) yang saat ini harus diwaspadai, kasus demam berdarah juga meningkat drastis. Beberapa wilayah di Indonesia, diketahui mengalami peningkatan jumlah pasien demam berdarah.
Salah satu yang sangat rentan terkena demam berdarah dengue (DBD) adalah anak-anak. Hal itu karena sistem daya tahan tubuh anak memang belum sempurna seperti orang dewasa.
Selain itu, dikutip dari Klikdokter, penyebabnya juga karena aktivitas anak di sekolah yang sebagian besar duduk di dalam ruang kelas pada jam-jam nyamuk berkeliaran.
Jika penanganannya tak tepat, DBD pada anak bisa berujung pada komplikasi yang parah, hingga bisa menyebabkan kematian.
Untuk itu orangtua harus lebih waspada dengan mengenali gejalanya. Apa saja gejalanya?
Demam dan Nyeri
Demam akibat DBD memiliki pola yang khas. Demam tinggi terjadi secara mendadak (bisa mencapai 40 derajat Celcius) dan biasanya terjadi saat malam hari. Demam akan bertahan selama 3 hari dan selanjutnya menurun pada hari ke-4 sampai hari ke-5. Pada hari ke-6 sampai ke-7, demam akan kembali naik.
Penurunan suhu tubuh pada hari ke-4 sampai hari ke-5 sering disalahartikan, bahwa anak dianggap sudah sembuh. Jangan sampai lengah! Kondisi tersebut justru menunjukkan anak dalam fase kritis DBD, karena ada risiko anak mengalami syok (kegagalan sirkulasi darah).
Selain demam, anak juga akan mengeluhkan nyeri otot, nyeri tulang, sakit kepala, mual, mimisan dan penurunan nafsu makan. Selengkapnya baca di sini.
Ketenangan Dibutuhkan Saat Hadapi Anak Demam
Dream - Melihat si kecil demam seringkali membuat orangtua merasa khawatir, pasalnya anak akan cenderung lebih rewel dari biasanya. Hal ini menandakan bahwa si anak merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya.
Sebenarnya, tak perlu panik karena demam adalah tanda bahwa tubuh sedang berusaha untuk melawan infeksi. Tidak semua demam harus diobati ke dokter, Sahabat Dream bisa mengatasi demam anak dengan pengobatan rumahan saja.
Lalu, bagaimana solusi tepat tanpa drama menangani anak demam?
Tenang
"Langkah awal adalah menenangkan si kecil agar ibu juga bisa merasa dan berpikir lebih tenang," kata Jovita Ferliana, M.Psi, seorang psikolog anak dalam acara peluncuran Hansaplast Cooling Fever, di Jakarta, 12 September 2019.
Berikan sapaan pada si kecil dengan lembut dan tenang serta berikan sentuhan dan pelukan. Ibu juga bisa mengalihkan perhatian si kecil dari demam dan membuatnya merasa lebih tenang dengan bercerita kepada si kecil dan mengajaknya membuat cerita sendiri dengan karakter dan gambar kesukaan nya.
"Anak melihat reaksi ibu yang panik anak akan tambah rewel, dan berpengaruh pada suhu tubuh anak menjadi tambah tinggi. Jadi ibu tidak boleh panik dan harus tenang," kata Jovita.
Kompres
Untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada anak karena demam, bisa memberikannya obat pereda demam sesuai dosis. Bisa juga menggunakan cooling fever, yaitu patch dingin yang ditempelkan di dahi anak, seperti Hansaplast Cooling Fever.
Produk kompres demam tersebut memiliki efek membantu dan menenangkan anak dengan kesejukan. Aromanya menenangkan dengan karakter tokoh Disney yang banyak disukai anak.
Laporan Vika Novianti umar
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dokter akan melihat faktor risiko pasien yang terkena DBD, sebelum memutuskan butuh dirawat di RS atau tidak.
Baca SelengkapnyaBanyak orangtua yang suka mengerok buah hatinya, dengan harapan gejala demam segera mereda. Ternyata bisa berbahaya.
Baca SelengkapnyaBegadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hal yang paling sering membuat anak-anak terkena diare saat liburan adalah infeksi virus.
Baca SelengkapnyaAnak sebenarnya harus dilatih dan dibiasakan untuk menenangkan diri jelang tidur atau ketika terbangun.
Baca SelengkapnyaSemakin banyak anak yang sakit di musim hujan. Ketahui penyebab dan cara cegahnya agar anak tetap sehat.
Baca Selengkapnya