Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Alergi Bisa Hambat Tumbuh Kembang Anak, Segera Deteksi Dini

Alergi Bisa Hambat Tumbuh Kembang Anak, Segera Deteksi Dini Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream – Masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak dan kerap dianggap sepele adalah alergi. Untuk di Indonesia sendiri dari catatan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada peningkatan angka kejadian alergi pada anak, bahkan alergi susu sapi pada dermatitis atopik ditemukan hingga 60%.

Reaksi alergi sangat beragam, mulai dari gatal, muntah, sesak, kaku bahkan hingga kematian. Lalu mengapa alergi bisa terjadi?

Alergi muncul karena adanya disfungsi terhadap sistem kekebalan tubuh, baik itu dari faktor genetik maupun lingkungan. Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes, Konsultan Alergi dan Imunologi Anak menjelaskan bahwa dampak alergi lebih dari sekedar gejala yang dialami anak.

"Alergi memiliki dampak yang signifikan bagi si kecil, keluarga bahkan masyarakat. Bagi anak alergi dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif, seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung. Selain itu anak dengan alergi juga mengalami keterlambatan pertumbuhan," kata Prof Budi dalam sesi Webinar Bicara Gizi yang digelar Danone, 25 Juni 2020.

Tak hanya itu, alergi juga berdampak pada ekonomi keluarga, karena meningkatnya biaya pengobatan dan biaya tidak langsung. Anak dengan alergi cenderung memliki rangkaian penyakit alergi seiring bertambahnya usia.

Kondisi itu bahkan diturunkan ke generasi berikutnya. Untuk itu, alergi penting untuk dideteksi dan dicegah sejak dini dengan menelusuri riwayat alergi keluarga dan pemberian nutrisi yang tepat untuk mendukung sistem imun yang lebih baik.

Jika memang keluarga memiliki riwayat alergi, lakukan tes alergi menyeluruh pada anak. Jika diketahui alergi hal tertentu, salah satu cara untuk mengurangi risiko munculnya reaksi alergi adalah dengan memberinya nutrisi kaya prebiotik dan probiotik (sinbiotik).

 

Deteksi Dini

Dalam kemampuannya menurunkan alergi, sinbiotik lebih efektif dibandingkan pemberian tunggal prebiotik atau probiotik. Efektivitas dari satu kombinasi sinbiotik tidak bisa diekstrapolasikan kepada kombinasi sinbiotik lainnya.

Melihat dampak jangka panjang alergi yang harus dihadapi orangtua dan anak, Danone SN Indonesia membuat menghadirkan Allergy Risk Screener by Nutriclub untuk mempermudah orangtua mengetahui besar risiko alergi anak berdasarkan riwayat alergi keluarga.

"Selain itu, kami juga menyediakan inovasi nutrisi dengan kandungan sinbotik yang sudah dipatenkan,” ujar Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia.

Allergy Risk Screener by Nutriclub yang diluncurkan sejak Maret 2020 ini telah diakses sebanyak lebih dari 20.000 kali oleh orang tua di Indonesia. Tools digital ini dapat membantu orangtua maupun tenaga ahli dalam mendeteksi risiko alergi si Kecil hingga membantu pemberian edukasi mengenai pencegahan alergi sejak dini dan membantu mempersingkat waktu konsultasi. Allergy Risk Screener by Nutriclub dapat diakses di https://old.nutriclub.co.id/allergy-risk-screener/.

Tak Perlu Takut Si Kecil Alergi Makanan, Simak Panduannya

Dream- Memberikan menu dari bahan makanan baru untuk anak dapat menjadi suatu aktivitas yang menyenangkan bagi orangtua. Namun, juga dibutuhkan perhatian khusus untuk memastikan makanan tersebut aman dikonsumsi.

Bisa jadi anak mengalami alergi makanan setelah mengonsumsinya. Reaksi alergi pada beberapa anak muncul seringkali tanpa disadari.

Biasanya baru terlihat saat kondisinya sudah parah, atau tampak sercara kasat mata. Tak perlu panik dengan hal ini. Simak panduan memberikan makanan untuk anak agar aman dari serangan reaksi alergi.

Mengapa Anak bisa Alergi Makanan?

Alergi adalah salah satu reaksi abnormal sistem imunitas tubuh akibat pemicu/alergen tertentu. Jika terekspos pada pemicu atau alergen tertentu, sistem imun tubuh seseorang menafsirkannya sebagai tanda bahaya.

Otomatis reaksi abnormal ini pun muncul, misalnya hidung meler, mata merah, atau bersin-bersin. Makanan yang 90 persen menyebabkan reaksi alergi adalah susu, telur, kacang tanah, kacang pohon, kerang, ikan, kedelai, dan gandum.

"Alergi makanan terjadi ketika tubuh merespons protein dalam makanan yang secara keliru dianggap berbahaya," kata Katie Marks-Cogan, M.D., salah satu pendiri dan Kepala Ahli Alergi dari Ready, Set, Food.

Apakah bayi akan mengalami alergi makanan atau tidak sebagian ditentukan oleh gen, tetapi faktor makanan dan gaya hidup lainnya juga ikut berperan. Bayi yang terkena eksim, misalnya, memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena alergi makanan, kata Dr. Marks-Cogan.

Tidak Dibenarkan Menunda Pengenalan Makanan

Beberapa waktu yang lalu, American Academy of Pediatrics mempublikasikan panduan mengenai jenis makanan yang aman diperkenalkan kepada anak, serta kapan dan bagaimana melakukannya.

American Academy of Pediatrics menerbitkan pedoman pada tahun 2000 yang merekomendasikan agar bayi tidak mengkonsumsi susu sampai mereka berusia 1 tahun, telur sampai usia 2 tahun, dan kacang tanah, kacang pohon, ikan, atau kerang sampai ulang tahun ketiga mereka. Tidak ada bukti bahwa menunda makanan itu mencegah eksim dan alergi makanan, jadi pada 2008 pedoman itu diubah.

Hingga kini memang belum terdapat bukti yang cukup bahwa penundaan pemberian makanan berpotensi untuk menjadi alergen kepada bayi, terutama untuk makanan yang terbuat dari kacang, telur, atau ikan. Karena pada dasarnya menunda memberikan makanan baru pada anak hanya akan menghilangkan nutrisi yang ia butuhkan.

Memberikan Makanan Alergen Sedini Mungkin

Menurut penelitian, makanan allergen seperti nasi atau sereal gandum, buah-buahan, dan sayuran harus diperkenalkan ketika bayi berusia antara empat dan enam bulan. Orang tua dapat secara bertahap memperkenalkan bayi makanan baru sedini  mungkin. Dengan kata lain, memperkenalkan makanan sejak dini sebenarnya dapat mencegah alergi makanan pada bayi dan anak-anak.

Pengenalan dini tersebut dapat dimulai sejak masa ASI ekskusif berakhir, yakni usia 6 bulan, dengan memperkenalkan berbagai jenis makanan secara bertahap. Pengenalan kacang-kacangan pada usia dini dapat membantu mencegah terjadinya alergi kacang pada anak yang berisiko tinggi, misalnya anak dengan riwayat alergi pada keluarganya. Cara ini diyakini sebagai kiat untuk mengurangi risiko alergi pada anak. 

Sebagai catatan, pengenalan tersebut juga harus disertai dengan pemantauan dari orang tua terhadap respons anak setelah mengonsumsi bahan makanan tertentu.

Apakah Memberikan Makanan Alergen Aman Bagi Bayi?

"Kita tahu bahwa memberi makan bayi makanan yang mengandung alergen pada dasarnya aman," kata Dr. Marks-Cogan. “Reaksi alergi lebih ringan pada anak-anak daripada pada orang dewasa. Itu sebabnya kami percaya bahwa kurang dari 1 tahun adalah waktu paling aman untuk memperkenalkan makanan alergi.

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Serangan Alergi Ternyata Bikin Tubuh Jadi Mudah Lelah
Serangan Alergi Ternyata Bikin Tubuh Jadi Mudah Lelah

Saat alergi datang, ada yang merasa gatal, bersin, sesak napas, bahkan hingga kehilangan kesadaran.

Baca Selengkapnya
Kenali 6 Pemicu Kulit Ruam Kemerahan dan Cara Meredakannya
Kenali 6 Pemicu Kulit Ruam Kemerahan dan Cara Meredakannya

Kemerahan pada kulit tidak hanya bisa disebabkan oleh ruam popok atau alergi. Kenali penyebab kemerahan lainnya agar bisa segera mengatasi hal tersebut.

Baca Selengkapnya
5 Obat Anak yang Direkomendasikan Dokter untuk Dibawa Saat Mudik
5 Obat Anak yang Direkomendasikan Dokter untuk Dibawa Saat Mudik

Jika sewaktu-waktu anak mengalami masalah kesehatan, obat tersebut bisa membantu meredakan gejalanya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi
Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi

Banyak orangtua yang suka mengerok buah hatinya, dengan harapan gejala demam segera mereda. Ternyata bisa berbahaya.

Baca Selengkapnya
Bahaya Susu Sapi Bagi Penderita Alergi Laktosa, Bisa Sampai Sulit Bernapas
Bahaya Susu Sapi Bagi Penderita Alergi Laktosa, Bisa Sampai Sulit Bernapas

Alergi laktosa merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh merespons secara berlebihan terhadap laktosa.

Baca Selengkapnya
Liburan Anak Banyak Main Gadget, Lakukan 5 Hal untuk Jaga Kesehatan Matanya
Liburan Anak Banyak Main Gadget, Lakukan 5 Hal untuk Jaga Kesehatan Matanya

Jangan sampai setelah libur panjang, kesehatan mata anak mengalami masalah.

Baca Selengkapnya
Jangan Sepelekan Kaki Terasa Dingin, Bisa jadi Tanda Penyakit Berbahaya
Jangan Sepelekan Kaki Terasa Dingin, Bisa jadi Tanda Penyakit Berbahaya

Tubuh yang terasa dingin sering disepelekan. Padahal, hal itu bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan serius yang perlu dikontrol secara intens.

Baca Selengkapnya
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.

Baca Selengkapnya
NOTED KAK! Ketika Lagi Sibuk Kerja Malah Diganggu
NOTED KAK! Ketika Lagi Sibuk Kerja Malah Diganggu

Sahabat Dream, Kalian suka sebal gak diganggu rekan kerja padahal lagi sibuk-sibuknya? Kalau kalian di posisi itu mau bereaksi apa?

Baca Selengkapnya