Anak dengan Kondisi Low Vision Harus Dilatih Penglihatannya
Dream - Banyak anak-anak yang mengalami masalah penglihatan, semisal buram, gelap dan sebagainya dan bersekolah di sekolah luar biasa (SLB) mengalami kebutaan total. Padahal kondisinya bisa membaik, dan penglihatannya bisa semakin meningkat dengan terapi berkesinambungan.
Untuk meluruskan pemahaman seputar kondisi penglihatan anak dengan low vision, Yayasan Pelayanan Anak dan Keluarga (Layak) bekerja sama dengan Standar Chartered Bank (Bank) dan CBM menggelar pelatihan bagi guru dari 14 SLB di Jabodetabek.
Pelatihan ini diberikan agar para guru bisa mencari cara pengajaran terbaik untuk anak-anak dengan penglihatan terbatas (low vision). Pemberian materi dan pelatihan dilakukan di Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala, Jakarta Timur.
"Anak low vision ini sebetulnya mereka tidak tunanetra total. Ada harapan untuk bisa melihat," ujar Ketua Umum Layak, Evie Tarigan di Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala, Jakarta Timur, Rabu 9 Agustus 2017.
Evie� menejelaskan, pengecekan low vision itu perlu dilakukan sejak dini. Jika terlambat mengetahui gejalanya, seseorang dapat mengalami kebutaan secara menyeluruh. Ia menjelaskan, gejala jika anak mengalami low vision itu ketika mencoba melihat sesuatu tidak normal, misalnya menonton televisi terlalu dekat, membaca buku terlalu dekat dan membutuhkan pencahayaan yang terang.
Ia pun mengimbau kepada orang tua, jika anak mengalami gejala seperti itu maka segera periksakan ke dokter. Evie menekankan, jika orangtua memiliki anak dengan kondisi low vision, maka tidak perlu putus asa dan menganggap anak sudah tidak punya harapan untuk melihat.
"Anak-anak� low vission itu diperlakukan seperti yang buta total, padahal masih ada sisa penglihatan. Dan itu yang harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hidupnya," ujar dia.
Kini, program yang digagas Layak mengenai low vision itu sudah dilakukannya di Jakarta dan Sulawesi Selatan guna membantu anak-anak low vision agar dapat melihat dengan lebih baik.
Setelah program pelatihan itu selesai, nantinya guru-guru SLB diharuskan memberikan laporan selama tiga bulan sekali bagaimana perkembangan anak, apakah membacanya sudah baik dan tidak menggunakan huruf braille dan juga jarak pandangnya semakin jauh.
"Kemajuan penglihatan tolak ukurnya seperti, tadinya pake braille� dan sekarang tidak. Perkembangan low vision ini pelan, tapi dampaknya bagi anak sangat luas," ungkap Evie.
Menurutnya, penyebab anak menderita low vision bisa karena faktor kelahiran prematur, rubella dan beberapa penyakit lainnya. Country Head Corporate Affairs Standard Chartered Bank Indonesia, Dody Rochadi menjelaskan, pihaknya dalam hal ini juga memiliki program Seeing is Believing Adressing Child Blindness Low Vision & Visual Impairment yang satu misi dengan program Layak mengenai Low Vision.
"Kami sangat berbahagia bahwa banyak anak-anak berkebutuhan khusus memiliki akses untuk pemeriksaan mata dan penanganan lanjutan," ujar Dody.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.
Baca SelengkapnyaMasalah kesehatan ini sering diidentikkan dengan orang tua dan dewasa, padahal anak-anak juga bisa mengalaminya.
Baca SelengkapnyaAnak keras kepala cenderung ingin mencoba sesuatu dan tak mendengar pendapat orang lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Victor melihat wajah orang lain mengalami distorsi yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaVera mengingatkan orangtua untuk melatih anak-anaknya membuat pilihan untuk hidupnya sendiri.
Baca SelengkapnyaSulitnya mengenali wajah orang lain, termasuk anggota keluarga, merupakan ciri dari prosopagnosia
Baca SelengkapnyaSahabat Dream bisa banget nih cobain outfit warna Khaki atau coklat muda bernuansa krem dan hijau yang satu ini.
Baca Selengkapnya