4 Gejala Kelelahan Kronis, Ibu Wajib Tahu
Dream - Menjadi ibu dalam situasi pandemi seperti sekarang, memang penuh tantangan. Ibu dituntut untuk mengurus anak dengan maksimal, menjaga kesehatan keluarga, juga ikut bekerja mencari nafkah.
Hal tersebut membuat ibu kerap kali kelelahan fisik dan mental. Jarang istirahat, dan membiarkan tubuh dan pikiran terus-menerus kelebihan beban. Kondisi ini pun dianggap normal, padahal bisa jadi ada masalah kesehatan/ medis serius, salah satunya ketidakseimbangan hormon.
Perhatikan gejala-gejala berikut. Bila Sahabat Dream kerap mengalaminya, bisa jadi kondisi hormon sedang tidak baik dan segera lakukan pemeriksaan.
Selalu merasa lelah
Banyak dari kita yang sudah tidur 6 hingga 8 jam dalam sehari, tapi setelahnya tubuh masih terada lelah. Kadar zat besi yang rendah adalah salah satu alasan paling umum wanita selalu merasa lelah, karena tubuh tidak mampu mengangkut oksigen seefisien yang seharusnya.
Sistem kekebalan tubuh mungkin melawan sesuatu, atau mengalami masalah tidur yang membuatnya jadi tak berkualitas. Hal ini jug mungkin sebenarnya menjadi masalah dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Bangun dengan perasaan seperti belum tidur juga merupakan pertanda kuat bahwa sesuatu yang lain mungkin terjadi di tubuh.
PIkiran dan Tubuh Bermasalah
Emosi tak stabil
Bila diperhatikan bahwa seiring waktu, kelelahan yang berkelanjutan mengubah kepribadian menjadi mudah tersinggung. Sejumlah hormon dapat terganggu ketika orang mengalami stres kronis, dan ini pada gilirannya dapat memainkan peran besar dalam produksi energi, pengaturan suasana hati, termasuk dorongan seks. Jika tidak dapat mengingat kapan terakhir kali Anda merasa bersemangat tentang hidup, kemungkinan suasana hati dipengaruhi oleh faktor fisiologis.
Sedikit motivasi
Bukan motivasi untuk lari maraton atau memulai renovasi rumah, melainkan motivasi untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak ada masalah. Seperti kita harus ekstra untuk mengumpulkan energi untuk ke kamar mandi, masak sarapan, bahkan berdandan. Perubahan fungsi yang mencolok seperti itu dapat dijelaskan oleh sejumlah variabel yang dikelompokkan bersama sebagai 'kelelahan kronis' dan kondisi hormon yang tak stabil.
Merasa ada yang tak beres
Tidak ada yang tahu rasa yang dialami tubuh kita sendiri selain kita. Kelelahan, ketidaknyamanan di perut, sulit tidur, penurunan berat badan atau penambahan berat badan dan tingkat energi yang rendah adalah tanda-tanda kecil yang diberikan tubuh kita bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dalam kehidupan yang sibuk, kita mengabaikan tanda-tanda dan gejala-gejala ini, dan alih-alih meluangkan waktu untuk istirahat, kita malah mengabaikannya.
Sumber: KidSpot
6 Bulan Pasca Melahirkan Hormon Baru Kembali Normal
Dream - Segera setelah dua garis merah muda itu muncul pada tes kehamilan, hormon ibu mendapatkan 'pesan' bahwa ada sesuatu yang berbeda. Progesteron dan human chorionic gonadotropin (hCG) mulai memompa untuk memberi sinyal pada tubuh untuk menghentikan produksi pada periode menstruasi berikutnya, dan mulai membentuk kelompok sel itu menjadi janin.
Seperti yang mungkin sudah ketahui, saat hormon mulai bekerja, ibu akan mengalami gejala awal kehamilan seperti mual, kelelahan, dan nyeri payudara. Saat kehamilan berlanjut, tubuh kita menghasilkan estrogen dan progesteron dalam jumlah yang luar biasa.
"Kedua hormon ini adalah kunci untuk menciptakan dopamin dan serotonin, dua neurotransmiter di otak yang penting untuk merasa tenang dan bahagia," ujar Aumatma Shah, spesialis kesuburan dan dokter naturopati di Pusat Kesuburan Holistik Bay Area, dikutip dari Parents.
Perubahan Hormon
Inilah sebabnya mengapa banyak wanita merasa luar biasa saat hamil. Kehamilan menawarkan lonjakan hormon dan neurotransmiter yang membantu kita merasa hebat. Nah, hormon berubah drastis setelah melahirkan.
Salah satunya menyebabkan emosi yang menggila setelah melahirkan. Berikut ini tahapannya dan hormon cenderu stabil setelah 6 bulan setelah melahirkan.
Hormon pada 3 hingga 6 minggu setelah melahirkan
Setelah beberapa minggu pertama berlalu, ibu mungkin mulai merasakan emosi seperti rollercoaster, ibu pun kurang tidur. Tiga minggu pertama adalah sedikit gangguan tidur dan emosi karena sistem hormon sebagian besar berjalan pada aktivasi adrenalin untuk menggerakkan ibu sepanjang hari.
Sekitar enam minggu, katanya, gejala depresi pascapersalinan mungkin mulai terlihat karena hormon pasca melahirkan yang positif terus memudar. Perubahan yang harus diperhatikan dengan seksama adalah tidak ingin mandi, takut meninggalkan bayi dengan orang lain, tidak bisa tidur nyenyak karena terus memeriksa bayi, dan kurangnya keinginan untuk hal lain seperti makan, minum, berada di sekitar orang, serta meninggalkan rumah.
Hormon 3 bulan setelah melahirkan
Tiga bulan setelah melahirkan, ibu mungkin memiliki rutinitas yang ditetapkan untuk bayi. Namun hormon tiga bulan pascapersalinan masih bekerja keras agar bisa kembali normal setelah lahir.
"Sekitar dua hingga tiga bulan pascapersalinan, hormon mulai kembali ke tingkat sebelum kehamilan. Namun, seringkali kortisol meningkat karena banyak penyebab stres yang baru karena memiliki bayi yang masih kecil," ujar Shah.
Kurang tidur berkontribusi pada peningkatan kadar kortisol atau hormon stres. Perubahan hormon pascapartum ini terkadang dapat berdampak negatif pada suasana hati.
Hormon 6 bulan pasca persalinan
Perubahan terbesar yang terjadi pada hormon setelah enam bulan pascapersalinan adalah penurunan hormon prolaktin, yang merupakan hormon pembuat susu. Hormon ini tetap tinggi saat menyusui.
Ketika bayi mulai belajar makan, hormon prolaktin akan turun. Bahkan jika ibu terus menyusui melewati batas enam bulan. Permintaan bayi akan susu kemungkinan besar masih diatur dengan baik pada titik ini.
Kapan hormon kembali normal?
Enam bulan pascapersalinan adalah perkiraan yang baik kapan hormon akan kembali normal. Ini juga terjadi saat ibu mengalami menstruasi pertama setelah melahirkan. Pada enam bulan, perubahan hormonal pascapartum dalam estrogen dan progesteron harus disetel ulang ke tingkat sebelum kehamilan.
Hormon kesuburan juga sudah mulai aktif, yang akan memicu siklus menstruasi lagi. Dalam masa ini ada kemungkinan ibu hamil lagi jika tak menggunakan kontrasepsi.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini yang perlu kamu ketahui tentang sakit kepala saat menstruasi.
Baca SelengkapnyaPerubahan hormon ternyata bisa mempengaruhi pergerakan usus yang menyebabkan perut kembung.
Baca SelengkapnyaPenyebab mens telat seminggu bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti stres, perubahan hormon, kondisi medis tertentu, dan faktor gaya hidup.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Setiap bulan, perempuan menghadapi siklus menstruasi yang tak jarang menyebabkan rasa sakit.
Baca SelengkapnyaKram ketika kehamilan memasuki trimester pertama, bisa menjadi tanda adanya gangguan pada kehamilan.
Baca SelengkapnyaSalah satu gejala yang mungkin dihadapi oleh sebagian wanita adalah hot flash atau rasa panas yang muncul tiba-tiba saat menstruasi.
Baca SelengkapnyaStres bukan hanya membuatmu lebih sulit fokus, tapi bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya.
Baca SelengkapnyaBeberapa ibu sedikit khawatir karena menghilangnya gejala kehamilan sering dianggap pertanda yang kurang baik.
Baca SelengkapnyaSiklus menstruasi yang teratur penting untuk kesehatan perempuan.
Baca Selengkapnya