3 Alasan Buah Hati Selalu Merasa Lapar
Dream - Selama di rumah saja anak-anak tak ke sekolah, banyak orangtua kewalahan menyediakan camilan yang selalu habis dalam waktu sekejap. Mereka selalu meminta makanan atau camilan dan merasa lapar.
Padahal jarak antara makanan utama tak terlalu lama, tapi anak selalu mencari makanan di dapur dan kulkas. Hal ini juga dialami Sahabat Dream? Salah satu kekhawatiran orangtua dari kebiasaan makan terus menerus pada anak yaitu obesitas.
Jika ada perubahan besar dalam nafsu makan anak (naik atau turun), ada baiknya memeriksakan diri ke dokter anak untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
Ada beberapa penyebab umum anak selalu minta makan dan merasa lapar, penting untuk diketahui orangtua.
1. Makanan dan camilannya tidak mengenyangkan
Banyak camilan anak dalam kemasan seperti biskuit berbentuk ikan, wafer atau hidangan lain yang kalorinya sudah tak memenuhi kebutuhan anak. Terutama camilan yang
dibuat dengan tepung olahan seperti roti putih dan kue kering. Artinya, setelah memakannya, anak akan dengan cepat kembali lapar.
Anak-anak yang tidak makan buah dan sayuran kaya serat, cenderung cepat lapar. Solusinya adalah memastakan menu hidangannya memenuhi kebutuhan serat dan protein yang cukup sesuai usianya. Untuk camilan, sebaiknya berikan pisang, apel atau keju, yang membuat kenyang dan kaya gizi.
2. Mengalami lonjakan pertumbuhan/ growth spurt
Nafsu makan anak berfluktuasi dari tahun ke tahun dan bahkan hari ke hari. Saat anak-anak berada di fase growt spurt atay percepatan pertumbuhan, tiba-tiba ada peningkatan nafsu makan yang mungkin tampak di luar dari kebiasaan.
Hal ini sangat normal. Sering terjadi saat anak di usia 10-17 tahun. Pastikan saja stok makanan di rumah terdiri dari hidangan bergizi. Seperti avokad, pisang, pepaya, keju lembaran atau kacang-kacangan.
3. Makan karena bosan
Hanya di rumah saja, main di luar juga hanya sebentar, tidak ke sekolah, tak boleh liburan, pastinya anak juga merasa bosan. Mereka bisa menyalurkan emosinya yang bosan dan suntuk pada makanan.
"Kadang-kadang untuk seorang anak, 'Saya lapar' berarti saya bosan, kesal, atau hanya ingin makan," kata dr. Maryann Jacobsen, MS, RD, penulis How to Raise A Mindful Eater.
Apa yang harus dilakukan? Mulailah berbicara dengan anak tentang rasa lapar, kenyang, dan pentingnya mendengarkan perut kita. Skala lapar ini mungkin berguna untuk membantu anak menilai rasa laparnya. Jika ternyata dia sebenarnya tidak terlalu lapar, cobalah berbicara dengannya tentang apa yang sebenarnya dia rasakan dan coba bantu dia, entah itu membicarakan masalah atau mencari permainan jika dia bosan.
Sumber: Parents
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi ini tentunya sangat menyiksa, bukan hanya fisik tapi juga mental.
Baca SelengkapnyaOlahraga tidak selamanya baik untuk kesehatan. Beberapa cara berolahraga justru bisa mengganggu kesehatan tubuh, bahkan mental.
Baca SelengkapnyaKenali gejala-gejala narsistik terselubung agar terhindar. Yuk, simak lebih lengkap!
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ternyata ada beragam jenis lainnya yang berperan penting dalam menjaga fisik, mental, dan emosional.
Baca SelengkapnyaTidak berolahraga bisa memberi berbagai efek samping bagi kesehatan mental dan fisik. Cari tahu dampak buruknya sebelum berhenti berolahraga terlalu lama.
Baca SelengkapnyaIbadah puasa juga memiliki makna yang mendalam bahwa kita sebagai umat islam tidak hanya menahan lapar secara fisik.
Baca SelengkapnyaSahabat dream, kalian suka minum kopi sachet gak nih? Kalau pernah, pasti bisa dong jawab tebakan ini.
Baca Selengkapnya