Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

'Terrible Twos', Ternyata Cuma Mitos

'Terrible Twos', Ternyata Cuma Mitos Ilustrasi

Dream - Banyak orangtua percaya ketika anak memasuki usia dua tahun, maka harus bersiap-siap dengan perubahan sikapnya yang drastis. Jadi lebih sering menangis, mengamuk dan bersikap sesuka hatinya serta sulit diberi tahu. Kondisi ini sering diistilahkan 'terrible twos'.

 

Ternyata istilah tersebut hanya mitos karena kecenderungan tantrum atau mengamuk tak terkendali bisa terjadi di usia berapapun. Bukan hanya pada anak usia 2 tahun.

"Sebagian besar balita mulai bersikap 'menguji' emosi orangtuanya setelah ulang tahun pertama hingga berusia sekitar usia empat tahun," kata Ari Brown, M.D., penulis buku Toddler 411.

Menurut Alan Kazdin, Ph.D terrible twos tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Terminologinya sendiri muncul sekitar 1950an, ketika mulai muncul iklan yang menggambarkan 'rusuhnya'
keluarga yang memiliki anak balita.

"Mungkin saat itu penggambaran keluarga dengan anak balita sangat kerepotan sehingga muncul istilah terrible twos. Saat ini masyarakat modern lebih kritis dalam menerima informasi, jadi jangan langsung melabeli anak dengan hal yang tidak baik," ujar Alan.

Memasuki usia 2 tahun rasa keingintahuan anak tentang segala sesuatu kian besar. Rasa penasaran itulah yang membuat anak-anak seringkali mengalami masalah, seperti jatuh,
menumpahkan sesuatu atau pergi kemana pun yang membuatnya penasaran.

"Anak-anak usia balita memang mudah mengamuk atau menangis, tapi mereka juga sebenarnya mudah ditenangkan kembali. Caranya bisa dengan distraksi atau mengalihkan perhatiannnya pada hal lain, memang dibutuhkan kreativitas orangtua untuk membuat banyak distraksi," kata Alan.

Menurut Alan anak-anak sebenarnya sudah sangat sangat sering mendengar kata 'jangan'. Ketika orangtua mengatakan hal itu anak malah tak mendengarkan. Sangat disarankan untuk mencari kalimat dan kata lain selain 'jangan' ketika memberi instruksi.

"Berteriak 'jangan' berkali-kali malah akan membuat anak melakukan hal yang dilarang. Akan lebih baik jika memberinya pujian jika ia melakukan hal baik atau memintanya melakukan hal yang dengan detail. Jika melarang, berilah penjelasan berulang-ulang, anak sebenarnya sudah bisa mengerti, tapi biasanya orangtua yang tidak sabar," ujar Alan.

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tertinggi di Asia, 57 Persen Ibu di Indonesia Mengalami Baby Blues

Tertinggi di Asia, 57 Persen Ibu di Indonesia Mengalami Baby Blues

Ibu akan mengalami gelombang perasaan yang naik turun.

Baca Selengkapnya
Cerita Siti Atikoh Alami Baby Blues Usai Melahirkan Putranya Alam Ganjar

Cerita Siti Atikoh Alami Baby Blues Usai Melahirkan Putranya Alam Ganjar

Siti Atikoh menyebut Ganjar Pranowo selalu memberikan semangat sehingga semua kembali normal.

Baca Selengkapnya
Ayah Ternyata Juga Alami Baby Blues tapi Cenderung Menutupi

Ayah Ternyata Juga Alami Baby Blues tapi Cenderung Menutupi

Para ayah tampak tenang saat bayinya lahir, tapi sebenarnya menyimpan kecemasan besar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Momen Haru Anak Kecil Tiba-tiba Minta Gendong Karyawati Toko Sebelum Memeluknya dengan Erat, Kisah di Baliknya Bikin Mewek

Momen Haru Anak Kecil Tiba-tiba Minta Gendong Karyawati Toko Sebelum Memeluknya dengan Erat, Kisah di Baliknya Bikin Mewek

Gadis mungil itu seolah-olah melepaskan rindu kepada ibunya, dan tak mau lepas dari gendongan Siti.

Baca Selengkapnya