Dream - Mental pemimpin dan kemampuan mengatasi masalah tak muncul begitu saja pada diri anak. Mereka perlu diajarkan dan dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, orangtua kadang bersifat terlalu melindungi sehingga anak kurang memiliki mental pemimpin dan merasa takut saat menghadapi masalah.

Seorang psikolog ternama, Dr. Tim Elmore menemukan beberapa kesalahan utama orangtua dalam mendidik anak. Kesalahan ini dapat dapat mengurangi rasa percaya diri anak sejak dini dan bahkan bisa membatasi peluang mereka menjadi sukses baik dalam karier dan kehidupan pribadi.

Untuk membantu Anda sebagai orangtua agar tidak membuat melakukan kesalahan yang sama, tengok saja tiga hal ini. Segera perbaiki pola asuh jika ingin si kecil jadi pribadi yang mandiri,
kreatif dalam menghadapi masalah dan bermental pemimpin.

Tak membiarkan anak 'terjebak' dalam risiko
Memang sebagai orangtua kita tak mau anak jatuh lalu terluka atau menangis kencang karena kecewa tak mendapat mainan yang diinginkannya. Tapi sesekali anak perlu dihadapkan dalam
situasi yang membuat mereka membuat pertimbangan risiko.

Misalnya, jika mengayuh sepeda kencang, anak bisa jatuh. Tak perlu langsung memperingati tapi mintalah anak mengenakan helm dan pelindung lutut. Apabila ia jatuh, kepala dan lututnya masih terlindungi, anak pun tahu risiko yang dihadapinya saat mengayuh sepeda dengan kencang. Dari hal kecil inilah anak belajar menimbang risiko setiap harinya.

Membantu terlalu cepat
Anak menghadapai masalah dengan tugas sekolah atau bertengkar dengan temannya. Jangan buru-buru melibatkan diri untuk membantu menyelesaikan masalahnya. Biarkan dulu ia berusaha sendiri.

"Jika selalu dibantu ketika menghadapi masalah ia akan berpikir kalau orangtuanya akan melakukan apapun untuk menyelesaikan masalahnya. Jangan biarkan hal itu terjadi, anak tak akan belajar apapun," kata Elmore.

Dihantui rasa bersalah
Baik orangtua bekerja maupun mereka yang menjaga anak di rumah seringkali dihantui rasa bersalah. Rasa itu muncul biasanya karena membandingkan diri dengan orangtua lain yang 'dianggap' lebih baik. Padahal faktanya tak demikian.

"Kita akan cenderung memanjakan anak dan memberinya apapun yang diinginkan ketika dihantui rasa bersalah. Anak malah bisa melihat hubungan yang terbentuk hanya karena materi semata, bukan hubungan tulus. Cari tahu pemicu rasa bersalah Anda dan segera cari solusinya tapi bukan dengan materi atau memanjakan anak," ujar Elmore.

Sumber: Brightside